Upaya Melestarikan Budaya | Perkumpulan Teochew Bersatu Rayakan Bak Cang Festival
PERKUMPULAN Teochew Bersatu Medan dan Sumut, menggelar Bak Cang Festival, yang diisi dengan beragam perlombaan, sebagai bentuk melestarikan budaya.
Kegiatan berlangsung di Gedung Yayasan Tio Ciu Sumut, Jalan Gandhi nomor 123, Minggu, 25 Juni 2023.
Menurut legenda, Bak Cang muncul pada zaman Dinasti Zhou berkaitan dengan simpati rakyat kepada Qu Yuan yang bunuh diri dengan melompat ke Sungai Miluo.
Pada saat itu, Bak Cang dilemparkan rakyat sekitar ke dalam sungai untuk mengalihkan perhatian makhluk-makhluk di dalamnya supaya tidak memakan jenazah Qu Yuan. Untuk kemudian, Bak Cang menjadi salah satu simbol perayaan Peh Cun atau Duanwu.
Ketua Perkumpulan Teo Chew Medan, Dr. Agus Susanto Tan menyampaikan, kegiatan ini merupakan bentuk melestarikan budaya, yang harus diberitahukan kepada generasi muda.
“Kegiatan ini salah satu bentuk melestarikan budaya Tionghoa, diantaranya salah satunya makanan tradisional yakni Bak Cang. Dalam memeriahkannya juga dilakukan beberapa perlombaan, seperti lomba membungkus Kie Cang, lomba makan Bak Cang dan lomba mendirikan telur,” ujarnya.
Penegasan fenomena telur ayam dapat berdiri pada saat perayaan Duan Wu Jie atau Bak Cang. “Pada hari ini, kita dapat meletakkan/menegakkan telur ayam mentah dalam posisi berdiri, di atas lantai atau meja,” sebut Dr Agus.
Fenomena ini terjadi karena “konon” saat matahari memancarkan cahaya paling kuat, gaya gravitasi pada tanggal ini adalah yang terlemah sepanjang tahun, sehingga menyebabkan telur ayam mentah bisa berdiri tegak, dimana saat ini matahari sedang berada di “posisi istimewanya”, yakni tepat di atas khatulistiwa.
Jocelie, Ketua Panitia Bak Cang Festival menyampaikan, antusias pada kegiatan kali ini sangat tinggi, terutama dari generasi muda. “Antusias sangat tinggi, khususnya generasi muda, pada tiap lomba akan memperebutkan juara 1, 2 dan 3, dengan hadiahnya berbagai macam peralatan elektronik,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Teo Chew Bersatu, Juswan Joe didampingi Ketua Yayasan Teo Chew Sumut, Hasan Basri Halim dan Ketua Perkumpulan Teo Chew Bersatu Sumut, Kahar Wirianto menyampaikan, kegiatan ini merupakan hal yang sudah ada sejak lama, dan sebagai penerus harus melanjutkan yang sudah ada.
“Ini adalah yang sudah pernah ada sebelumnya dari tetua Teo Chew Bersatu, di sini kami hanya meneruskan yang sudah ada,” ujarnya.
Disamping itu, perayaan ini adalah wadah bagi para generasi muda, agar lebih mengenal budayanya.
“Harapannya lebih banyak lagi antusias para anggota dari generasi muda pada perayaan ini, karna kita memang bertujuan untuk mengenalkan budaya kepada mereka,” pungkasnya. ***
sumber: obrolanbisnis.com
Tinggalkan Balasan